>>> Inilah Dalang Dari Kesempurnaan Barcelona


BARCELONA, KOMPAS.com — Raihan enam trofi, yang terbanyak yang bisa diraih sebuah klub dalam satu tahun, plus pengakuan terhadap Lionel Messi sebagai pemain terbaik di jagat ini, telah menjadikan Barcelona klub terbaik dunia saat ini. Dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada sepak bola sebagai olahraga tim, jasa setiap warga Camp Nou tidak bisa ditimbang setara. Hasil jajak pendapat El Mundo Deportivo menelurkan tujuh nama yang layak disebut pahlawan kejayaan klub asal Catalonia itu.
Pep Guardiola
Pep harus diakui sebagai tokoh terpenting dalam kesuksesan Barcelona. Tanpanya, talenta-talenta bagus Barcelona belum tentu bisa menghasilkan kerja sama solid dan permainan indah.

Pep diangkat menjadi pelatih Barcelona menggantikan Frank Rijkaard pada 8 Mei 2008. Ini adalah pengalaman pertamanya melatih tim senior. Toh, ia berani bersikap tegas membuang Deco, Ronaldinho, Gianluca Zambrotta, dan sejumlah pemain lain. Keputusan itu menuai kritik, sampai ia berhasil membuktikan kebenaran keputusannya dengan menjuarai Divisi Primera, Liga Champions, dan Copa del Rey. Prestasi ini pula yang membuat mulut banyak orang tetap bungkam ketika akhir musim lalu, Pep memutuskan menjual Samuel Eto'o ke Inter Milan.

Tentu bukan tanpa modal Guardiola bisa mencapai semua itu di musim pertamanya menjadi pelatih tim senior di klub sebesar Barcelona. Sebagai pemain yang juga dibesarkan Barcelona, Pep memahami mentalitas dan karakter "El Barca". Dengan begitu, ia tahu betul, mana pemain yang tepat bagi klub atau tidak. Terbukti, di bawah kepelatihannya, Barcelona mampu menampilkan karakter permainan yang seragam, meski berbeda komposisi.

Hal lain yang membuat Pep menjadi pelatih tersukses tahun ini adalah kepercayaan kepada pemain, kerendahan hati, keinginan untuk selalu belajar, dan tak kenal takut. Menang atau kalah tak ada dalam kamus Pep. Ia tidak pernah pusing hasil akhir, karena itu ditentukan banyak faktor, termasuk wasit. Ia hanya minta pasukannya untuk konsisten kepada ideologi dan filosofi bahwa menyerang adalah cara bertahan terbaik.

Lionel Messi
Lahir dengan kelainan hormonal, Messi tumbuh sebagai pemain dengan bakat sepak bola nyaris sempurna. Ia mampu mengatasi kekurangannya dengan mengasah bakat-bakat terbaik yang dimilikinya. Ia pun tumbuh sebagai pesepak bola yang lincah dalam mendribel bola dan akurat dalam melepas umpan dan tembakan. Ditambah dengan kecerdasannya membaca permainan dan keteguhan mental, Messi sering menjadi penentu kemenangan Barcelona. Yang terakhir adalah ketika ia membobol gawang Estudiantes untuk membawa Barcelona menjuarai Piala Dunia Antarklub, 19 Desember lalu.

Atas kontribusinya memberikan enam gelar kepada Barcelona, Messi pun kebanjiran gelar Ballon d'Or dan Pemain Terbaik Dunia FIFA 2009. Pencapaian ini menjadikan Messi satu-satunya pemain yang bisa meraih semua gelar di level klub dan individu dalam satu tahun. Dan, seperti kata Cesc Fabregas, Messi mungkin akan menjadi satu-satunya pemain dalam sejarah yang bisa mencapai hal itu.

Namun, tugas dan ambisi Messi tak pupus sampai di situ. Sebagai pesepak bola yang berasal dari Argentina, ia masih menginginkan trofi Piala Dunia. Ia berharap bisa meraihnya di Afrika Selatan, Juni 2010 mendatang.

Xavi
Pemain terbaik Piala Eropa 2008 ini merupakan pusat permainan Barcelona. Dengan visi permainan yang berorientasi kepada tim, umpan dan tembakan jarak jauh akurat, serta ketangguhan fisik, Xavi selalu diandalkan Pep untuk menjaga keseimbangan permainan Barcelona. Bisa dikatakan, Xavi adalah perpanjangan ide Pep di lapangan.

Seperti Pep, Xavi juga memiliki etos kerja dan komitmen yang tinggi. Itu memampukannya tampil konsisten di setiap laga. Itu dibuktikan dengan torehan rekor sebagai pemain Barcelona yang paling sering tampil. Tak heran, meski tak sangat menonjol atau memiliki nama sebesar Messi, Ricardo Kaka, atau Cristiano Ronaldo, kemampuan Xavi tak sedikit pun di bawah mereka.

Andres Iniesta
Iniesta juga tak boleh dilupakan dalam pesta enam gelar Barcelona. Tanpa golnya ke gawang Chelsea pada leg kedua semifinal Liga Champions musim lalu di Stamford Bridge, Barcelona mungkin cuma akan meraih lima gelar tahun ini.
Nama Iniesta sempat tak diperhitungkan karena keberadaan Deco. Namun, Pep mampu mengendus bakat tersembunyi Iniesta sebagai gelandang serang andal. Pep pun berani memutuskan membuang Deco supaya Iniesta mendapat jam terbang lebih baik di tim utama.

Iniesta menjawab kepercayaan itu dengan tuntas. Berbekal kemauan keras dan pemahaman karakter permainan Barcelona, ia mampu menjadi inspirasi serangan Barcelona. Selain kemampuan melepas umpan terobosan berbahaya, Iniesta juga mampu merusak konsentrasi bek lawan dengan penetrasi atau tembakan-tembakan jarak jauh. Tidak berlebihan Iniesta disebut perpanjangan kaki Xavi di lapangan.

Pedro
Meski muda, Pedro sudah memiliki kepercayaan diri tinggi. Meski hanya diplot sebagai pemain pengganti, ia tak sekali pun pernah menunjukkan sikap minder ketika harus bekerja sama dengan Xavi, Messi, atau Thierry Henry. Meski keterampilannya belum matang, ia mampu menjawab kepercayaan Pep dengan tuntas dengan gol-gol penting. Ia adalah pemain yang selalu mencetak gol di enam ajang yang dimenangkan Barcelona tahun ini. Mengingat ia merupakan pemain cadangan, prestasi itu sangat membanggakan.

Salah satu momen terbaik Pedro adalah ketika ia mencetak gol yang membuat Barcelona bisa mengimbangi Estudiantes 1-1 di final Piala Dunia Antarklub, 19 Desember silam. Barcelona pun bisa menutup laga dengan kemenangan 2-1 berkat gol Messi di babak tambahan.

Joan Laporta
Keberhasilan Barcelona tak bisa lepas dari dukungan manajemen klub. Meski Guardiola merupakan pelatih debutan, Laporta tak sekalipun meremehkan keputusannya. Sebaliknya, ia selalu mendukung rencana-rencana Guardiola, termasuk ketika memutuskan menjual sejumlah pemain penting di awal masa kepelatihannya. Selain itu, Laporta juga tidak banyak mengintervensi Pep dengan tuntutan atau komentar soal kinerja Pep di media massa.

Masa kerja Laporta akan habis akhir musim ini. Ini menimbulkan tanda tanya besar seputar masa depan Barcelona. Pasalnya, kontrak Pep juga akan habis di waktu yang sama dan menurut media Spanyol, Guardiola siap mengambil langkah mundur bila Laporta tak lagi menjabat presiden klub.

Samuel Eto'o
Nama Eto'o harus selalu disebut bila bicara soal enam gelar Barcelona. Ia merupakan mesin gol utama yang membuat Barcelona bisa menutup musim lalu dengan tiga gelar. Sayang, itu saja tak cukup meyakinkan Pep untuk mempertahankannya dalam rencana pengambangan klub musim ini. Akibatnya, ia pun harus rela angkat kaki dari Camp Nou ke Inter Milan. Meski begitu, publik Barcelona akan selalu mengenang Eto'o sebagai pemain besar, yang telah menjadikan Barcelona tim Spanyol pertama yang mampu meraih tiga gelar.
 
(Sumber : http://bola.kompas.com/read/xml/2009/12/30/07252287/inilah.dalang.kesempurnaan.barcelona
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
About Me
Chat Shout Mix

Link Friend
Comment Visitor